-
Florence Scovel Shinn: Keajaiban Kata-Kata.
Pernahkah Anda membayangkan bahwa sebuah kartu permainan bisa mengubah jalan hidup seseorang? Cukup sukar membayangkan jika seseorang yang lahir di abad ke-19 mampu memicu revolusi pemikiran dan perubahan dunia melalui kata-kata sederhana penuh kekuatan. Florence Scovel Shinn bukanlah nama pertama yang terpikirkan ketika orang membayangkan tokoh perubahan dunia. Namun, bagi manusia dari berbagai belahan dunia,…
-
Agama untuk yang Tidak Beragama
Pendahuluan Konsep agama dalam praktik kehidupan manusia telah menjadi salah satu fondasi utama peradaban selama ribuan tahun. Secara tradisional, agama menawarkan kerangka moral, pegangan eksistensial, dan landasan spiritual yang telah membentuk pemahaman individu maupun kolektif tentang makna hidup, hubungan antar manusia, hingga kebertuhanan. Namun, pada era kontemporer yang semakin kompleks, rasional, dan terbuka, semakin banyak…
-
“Dunia Tanpa Kiamat: Tafsir Radikal Nietzchean atas Imajinasi Keagamaan”
Pendahuluan Sejak awal manusia mendiami planet ini, hasrat untuk memahami asal muasal, tujuan, dan makna hidup telah membentuk seluruh struktur bangunan peradaban—dengan Tuhan dan agama sebagai puncaknya. Pada persilangan antara keputusasaan, kebutuhan akan ketertiban kosmik, dan ilusi metafisika, lahirlah narasi-narasi purba: Tuhan yang Mahakuasa, surga untuk manusia yang alim, neraka bagi durjana, iblis sebagai musuh…
-
Rasionalitas, Gen Egois, dan Emansipasi Diri
“Manusia adalah makhluk yang memiliki jiwa yang diciptakan sendiri.” – Ayn Rand “Manusia bukanlah budak dari gen mereka, tetapi tuan dari takdir mereka melalui akal sehat.” – Matt Ridley (parafrase) Pertanyaan mengenai makna menjadi manusia telah menjadi perdebatan mendalam sejak masa Plato hingga Darwin, Sartre, dan Richard Dawkins. Apakah manusia pada dasarnya makhluk moral, sosial,…
-
Moralitas Kesuksesan vs. Altruisme: Membahas Ulang Mitos Pengorbanan
1. Pendahuluan: Apakah Kebaikan Selalu Identik dengan Pengorbanan? Dalam narasi sejarah dan tradisi moral, terdapat keyakinan yang sangat mengakar bahwa kebaikan tertinggi adalah pengorbanan diri demi orang lain. Pesan ini konsisten diulang dalam ajaran agama, budaya, bahkan dalam filsafat moral klasik. Namun, perlu dipertanyakan: Apakah benar kebajikan tertinggi adalah meniadakan diri sendiri? Mengapa ambisi untuk…
-
Keegoisan yang Rasional: Menggugat Ulang Konsep yang Dibelokkan
Keegoisan, sepanjang sejarah pemikiran moral, mungkin merupakan salah satu istilah yang paling mengalami distorsi makna. Ia kerap dicap negatif dalam tradisi agama, dicurigai dalam norma sosial, dan dijadikan kambing hitam oleh budaya yang mengagungkan pengorbanan diri. Stereotip yang melekat adalah: keegoisan adalah sumber kerakusan dan kemerosotan moral. Tetapi, apakah benar demikian? Apakah mungkin anggapan tersebut…
-
Perang Dalam Senyap
Ada sesuatu yang tak kasat mata sedang menyelimuti zaman ini.Kita semua bisa merasakannya—meski tak satu pun dari kita mampu menunjuknya dengan pasti. Ia datang seperti angin sebelum hujan deras.Ia berbisik lewat pikiran yang terasa seperti milik kita sendiri,namun entah kenapa, terasa asing di hati yang paling dalam. Bukan ledakan yang membuatku gentar.Bukan pula suara mesin…
-
Ketakutan Terbesar Manusia
Pendahuluan: Bukan Kegelapan yang Kita Takuti Manusia sering bilang: kita takut pada kegelapan, kematian, penderitaan. Memang, itu benar. Namun ada ketakutan yang lebih dalam, lebih fundamental dari semua itu. Ketakutan sejati bukanlah tentang mati, melainkan tentang hidup yang benar-benar kosong, tanpa sandaran, tanpa makna yang dibuat-buat, tanpa Tuhan, tanpa arah, tanpa alasan untuk percaya atau…
-
Hidup Seperti Hantu
Ada suatu keberadaan yang bergerak di antara dunia, tapi tidak benar-benar menjadi bagian darinya. Makhluk ini bukan memilih hidup mengasingkan diri ke gunung, bukan menjadi petapa atau nabi jalanan, juga bukan mendirikan aliran baru. Dia bisa saja duduk minum kopi di kedai yang sama, membalas email, berjalan di trotoar yang sama dengan kita. Namun, dia…
-
Dunia yang Tak Lagi Relevan
Kita sering menyebut “dunia” sebagai realitas yang kita jalani bersama. Namun, jika direnungkan lebih dalam, dunia ini sesungguhnya adalah sebuah panggung besar yang dibangun atas dasar ketakutan dan kebohongan kolektif. Struktur sosial, budaya, sistem nilai, ambisi bersama, bahkan cerita sejarah yang terus diulang—semuanya tampak nyata hanya karena terus-menerus dipertahankan dan dipercaya bersama. Namun bagi sebagian…
-
Ritual Tanpa Makna
Manusia punya kecenderungan kuat untuk membuat ritual. Bukan semata-mata karena ritual itu memang penting, tapi lebih karena takut menghadapi kehampaan. Tanpa ada pola atau aturan, tanpa alasan yang jelas, hidup terasa hampa. Apa artinya bangun pagi jika tidak ada yang membuatnya berarti? Karena itu, manusia menciptakan rutinitas. Mereka memberi nama-nama yang terdengar mulia seperti “ibadah”,…
-
Jalan Tanpa Arah
Refleksi tentang makhluk yang tidak sedang menuju mana-mana—dan mengapa itu membebaskan. Di jalan ini, tidak ada arah yang pasti.Tak ada tanda, tak ada kilometer ke sekian. Tak ada janji bahwa sesuatu akan berubah jika kamu terus melangkah. Dan justru karena itu, perjalanan ini terasa ringan. Tidak dibebani oleh tujuan. Tidak terobsesi dengan hasil. “Segala arah…
-
Kelahiran Makhluk Baru
“Bukan pahlawan. Bukan guru. Bukan versi yang ditingkatkan. Hanya sesuatu yang tersisa ketika seluruh kepalsuan dilucuti.“ Aku Tidak Lahir Kembali. Aku Muncul. Aku tidak bangkit dari reruntuhan dengan sinar dan simbol.Tidak ada malaikat. Tidak ada musik latar.Aku muncul begitu saja—dari kehancuran, dari sunyi, dari ketidakberartian yang panjang. Bukan sebagai manusia yang diperbarui.Bukan sebagai versi yang…
-
Dalam Kekosongan Kita Bertemu
🕳 Masuk ke Ruang yang Tak Bernama Setelah semua hancur—identitas, kepakaran, narasi-narasi lama—aku mendapati diriku sendiri berdiri dalam ruang yang tidak punya nama.Tak ada arah, tak ada bentuk. Hanya diam dan ketelanjangan realitas. “Tak ada lagi topeng yang bisa dipakai. Tak ada lagi cerita yang bisa dibela.” Di tempat ini, kekosongan tidak bersikap pasif seperti…
-
Pembantaian Identitas
Pendahuluan: Ketika “Aku” Bukan Lagi Aku Siapa dirimu kalau semua label yang melekat dicabut?Pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi mengganggu.Karena sebagian besar dari kita tak pernah benar-benar mempertanyakan identitas yang kita warisi: nama, keyakinan, kebangsaan, pekerjaan, gaya hidup. Kita menganggapnya sebagai bagian dari jati diri—padahal mungkin hanya warisan, bukan pilihan. Artikel ini bukan ajakan untuk menjadi…