Guru saya pernah berkata, setiap orang jika ingin menjalani hidup dengan penuh gairah & semangat harus memilih salah satu diantara 3 hal untuk menjadi penggerak dalam kehidupannya.
Tiga hal ini yaitu Tuhan, Anak & Misi. Ketiganya adalah magnet yang kuat untuk memacu tanggung jawab dalam diri manusia agar mewujud.
Tentang Tuhan, saya tidak terlalu peduli dengan kata ini, karena banyak orang bahkan tidak mengerti esensi, terlebih lagi substansi dari kata ini, dan ya, banyak diluar sana yang tidak percaya Tuhan. Tapi, jika kamu seorang yang spiritualis, kamu mungkin bisa memilih Tuhan sebagai sesuatu yang bisa kamu mengabdikan diri padanya, mengeluarkan seluruh potensi dan tanggung jawab dirimu untuk menjalankan perintah-Nya. Tapi tentu saja, berTuhan atau menjadi spiritualis tidak harus menganut agama tertentu, ini harus tetap menjadi pengecualian. Ya, akhir-akhir ini kata agama sedang tercemari oleh penganutnya sendiri.
Yang kedua, tentang Misi. Saya akan membahasnya lebih awal karena di akhir saya ingin membicarakan lebih banyak tentang anak. Tolong mengerti!
Jadi, Misi adalah sebuah tujuan yang sangat besar, dan jelas, tentu saja lebih besar dari diri kita namun bisa kita gambarkan dengan sangat jelas, hampir nyata dalam imajinasi. Misi ini bisa berupa apa saja, mengabdikan diri kepada masyarakat, menciptakan teknologi baru yang berguna bagi orang-orang, atau misi yang setidaknya membuatmu tersenyum di ranjang kematianmu. Atau kamu juga bisa memilih misi yang agak idiot, menjadi politisi yang adil di tengah sistem korup. xoxo.
Yang terakhir, Anak.
Saya kurang tahu apa isi kepala para aktivis childfree, yang mengaku sebagai konten kreator tikt*k dan melakukan kampanye childfree, tapi sepertinya orang-orang ini memiliki banyak trauma di masa kecil dan dengan segala pencapaian yang mereka miliki, mencoba memvalidasi ketololan mereka sendiri ke masyarakat dengan cara berkampanye childfree.
Mungkin saja orang tuanya yang menjadi patronnya dalam mendidik anak, gagal menjadi pendidik yang baik untuk dirinya, dan dia memvalidasinya sebagai sesuatu yang salah dan tidak boleh terulang lagi, tidak boleh ada anak yang menjadi korban seperti dirinya, dan jadilah childfree. Dan sangat tolol.
Ya jika kamu percaya tentang Agenda Global, hal-hal aneh semacam Sex Bebas, Global Warming, bahkan isu virus zombie yang begitu masif dikampanyekan termasuk isu LGBT, ini tidak ada bedanya dengan isu Childfree. Sangat murni, dan valid sebagai agenda global dari sekumpulan orang-orang yang sebenarnya jijik melihat kelakuan kita semua, jijik melihat masyarakat, sehingga mereka mengeluarkan agenda-agenda untuk membuat kita menjadi lebih tolol, lebih idiot, dan itu berhasil.
Tapi mari kita fokuskan pembahasan, Anak adalah satu alasan yang besar untuk tetap menjalani kehidupan. Mereka tidak pernah menginginkan dirinya lahir ke bumi ini, mereka hanya hasil dari mekanisme murni alam semesta yang ada dalam diri manusia. Itu adalah hasil dari proses manusiawi, proses yang ilmiah, dimana jika faktornya terpenuhi maka seiring waktu, akan ada makhluk kecil dan lucu yang hadir ke dunia, sebagai bagian dari akibat terjadinya proses tersebut.
Orang-orang yang memiliki empati, tinggi ataupun rendah, terkecuali seorang psikopat, secara naluriah akan memandang seorang anak sebagai bagian dari objek untuk mencurahkan kasih sayang dan empati tersebut. Mereka seperti zat murni yang siap kita bentuk seperti apapun cara kita memberikan pengajaran dan kasih sayang.
Lebih dalam lagi, anak adalah cermin yang lebih cerah dan jelas, dimana kita bisa melihat sosok diri kita yang ideal, yang kita idam-idamkan, rasa empati dan simpati yang tidak sempat kita berikan kepada diri sendiri kemudian bisa kita curahkan kepada anak. Karena mereka adalah sisi lain yang murni dari diri kita, wajah kita yang termakan waktu dan tidak sempat kita bahagiakan, sosok diri kita yang kita rindukan untuk merasakan kebahagiaan di masa kecil namun tak sempat.
Jadi, untuk semua alasan itu, akarnya adalah manusia adalah makhluk yang egois, sangat naluristik, sangat alamiah, anak adalah cerminan diri yang polos dan murni, dan menyayangi mereka adalah sama dengan menyayangi diri kita sendiri. You are human being, sangat murni dan alami.
Banyak hal yang ingin saya bahas di tulisan ini, tapi nampaknya akan sangat panjang, dan sepertinya tidak perlu.
Tapi pada intinya, manusia untuk hidup secara terpenuhi, harus mengemban tanggung jawab besar yang dijalani sepanjang masa; paling tidak ada acuan yang jelas. Dan Menikah, lalu memiliki anak, mendorong tanggung jawab besar tersebut keluar.
Guru saya melanjutkan nasehatnya tentang anak, “Untuk alasan apapun, menikahlah. Jika kamu cukup antusias dengan kehidupan pernikahan, kamu akan menemukan panggilan hidup yang sejatimu. Jika kamu cukup bersemangat dengan kehidupan pernikahan, kamu akhirnya akan merasakan bagaimana menjadi seorang manusia yang sejati. xoxo.