Kamu orang yang aneh, mencoba mengatur semua hal agar sesuai keinginanmu. Bak dirigen, ingin kamu orkestrasi semua hal yang nampak di depan mata.
Tapi, semakin kamu merasa ingin mengontrol semuanya, semakin hal-hal tidak ingin bergerak mengikuti perintahmu. Semakin hal-hal ingin kamu paksakan, semakin hal-hal itu menjadi sangat lambat.
Ya, antusiasme kadang membutakanmu. Membuat kamu terlena, bahwa hal-hal di luar sana memiliki mekanisme sendiri. Meskipun kamu tahu, bahwa sebenarnya hal-hal sudah selaras sejak awal, hanya kamu yang terburu-buru, menginginkan segalanya berjalan sangat intens, sangat cepat.
Biar apa seperti itu?
Pertanyaan sentilan ini harus diletakkan di depan jidatmu, seperti seorang asisten wanita perawan tua yang sangat cerewet namun juga berguna untuk mengingatkanmu, ada sesuatu dan mereka sangat banyak jumlahnya; ada banyak hal yang tidak bisa kamu kontrol sesuka hati.
Yah, meskipun jika kamu bisa selarasa sejak awal, kamu harusnya sudah menyadari bahwa benih tidak tumbuh dalam semalam.
Tapi memang tabiat manusia, sangat sulit untuk bersabar.
Tidak hanya bersabar sedikit saja, tapi benar-benar selalu ingat, ada waktunya hal-hal berjalan lambat, tidak sesuai perkiraan, dan benar-benar sangat rasional.
“Sesuatu X dipengaruhi oleh Y, dan jika pengaruhnya sudah memenuhi syarat, maka X akan mengalami perubahan signifikan sesuai dengan jumlah pengaruh/tekanan yang Y berikan.”
Sangat lumrah bukan, tapi hampir selalu kamu lupakan.
Jadilah Tabah.
Ya, meskipun aku tahu kalau ini kata yang sangat dihindari orang-orang. Begitu tidak familiar, tidak membuat nyaman, seperti ada semacam tanggungjawab khusus jika kamu memilih mengambil kata ini untuk menggantikan : Sabar.
(……………………..)
Kamu tahu nggak? Ya pasti kamu tahu, kamu hanya pura-pura tolol, tidak ingin disalahkan karena pengetahuanmu membuatmu nampak tolol karena keputusan yang kamu ambil hampir semuanya bertentangan dengan pengetahuan rasional yang kamu miliki.
Tapi, kamu tahu bahwa hal-hal yang terjadi seperti sangat pelan, sangat membosankan untuk ditunggui, justru memperlihatkan sesuatu yang hasilnya kamu idamkan namun malu untuk kamu akui, sebab kamu orangnya hampir 0 ketabahan.
Dan, dari banyaknya pengalaman hidup, sangat banyak jumlahnya bahwa lebih baik mengamati hal-hal, sedikit menunggu, waktu diulur beberapa kali, dan momentumnya selalu pas. Ketabahanmu hampir selalu menyelamatkanmu. Entah kenapa.
Kamu tahu, jika kamu menjadi selaras dengan semesta, semestinya hal-hal akan bekerja sesuai kehendakmu. Tapi semesta tidak cepat, tidak pula lambat, semua sesuai dengan proses yang rasional dan ilmiah.
Tapi kalau kamu bisa bijaksana, tentu saja orang bijaksana sangat tabah. Menunggu dengan sangat tabah, hingga hal-hal menjadi seperti adanya.
Kamu akan bosan jika mengamati benih tumbuh dari sejak biji, kecambah hingga tumbuh menjadi pohon dan memiliki struktur yang lengkap. Namun jika kamu biarkan saja, hal-hal bekerja sesuai waktunya masing-masing. Semua akan terjadi sebagaimana adanya.
Jadilah pengamat, yang tabah. Jangan mengindentifikasi diri sebagai apapun, jangan mengidentifikasi hal-hal sesuai keinginanmu. Biarkan semesta bekerja dengan caranya sendiri.
Hola,
Kendari, pagi yang tidak terlalu bagus tapi cukup oke untuk dijalani.